Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan tanggapan terkait dugaan penjualan bantuan untuk korban erupsi Gunung Lewotobi yang beredar di media sosial. Menanggapi isu tersebut, Deputi Logistik dan Peralatan BNPB, Lilik Kurniawan, menegaskan bahwa informasi mengenai penjualan bantuan tersebut tidak benar. Hal ini diklarifikasi oleh Pemerintah Kabupaten Flores Timur, yang menyatakan bahwa tuduhan tersebut tidak sesuai dengan fakta.
BNPB juga memastikan bahwa proses penanganan korban bencana di Flores Timur berjalan dengan baik berkat kerja sama yang solid antara berbagai pihak, termasuk pengelolaan bantuan kebutuhan pokok yang diawasi oleh pemerintah daerah setempat. Dengan demikian, bantuan kepada korban erupsi dipastikan sampai kepada mereka yang membutuhkan dan tidak ada penyalahgunaan.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, juga memastikan bahwa fase tanggap darurat hingga pemulihan pasca-erupsi di Flores Timur berjalan lancar dan segala upaya pemulihan serta pembangunan untuk korban bencana, termasuk hunian sementara, terus dipercepat.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menanggapi isu dugaan penjualan bantuan logistik berupa barang kebutuhan pokok di posko pengungsian korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Isu ini muncul setelah beredar informasi di media sosial, salah satunya dari akun Instagram @viralkupang.ntt, yang menyebutkan bahwa ada warga yang mengaku ditawari 50 kilogram beras dan telur yang diduga berasal dari barang bantuan di Posko Desa Ile Gerong, Kecamatan Titehena, Flores Timur oleh oknum aparat penjaga.
Menanggapi isu ini, Deputi Logistik dan Peralatan BNPB, Lilik Kurniawan, menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak benar. Klarifikasi dari Pemerintah Kabupaten Flores Timur mengonfirmasi bahwa tidak ada penyalahgunaan bantuan. BNPB memastikan bahwa penanganan korban bencana di Flores Timur berjalan dengan baik dan bantuan logistik, termasuk kebutuhan pokok untuk pengungsi, dikelola secara transparan dan diawasi oleh pemerintah daerah setempat.
BNPB juga mengingatkan bahwa segala bentuk penyalahgunaan bantuan akan ditindak tegas, dan pihaknya akan terus memantau serta memastikan bantuan sampai ke tangan mereka yang membutuhkan.
Deputi Logistik dan Peralatan BNPB, Lilik Kurniawan, menanggapi dugaan penjualan bantuan untuk korban bencana erupsi Gunung Lewotobi di Flores Timur, yang beredar di media sosial. Lilik menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar, berdasarkan klarifikasi yang diterima dari Pemerintah Kabupaten Flores Timur. Penjabat Bupati setempat juga telah memberikan keterangan yang membantah tuduhan tersebut.
BNPB memastikan bahwa penanganan bencana di Flores Timur berjalan dengan baik berkat kerja sama yang solid antara berbagai pihak, termasuk pengelolaan bantuan logistik dan kebutuhan pokok untuk pengungsi. Pengelolaan bantuan tersebut berada di bawah pengawasan pemerintah daerah setempat untuk memastikan bantuan sampai kepada mereka yang membutuhkan dengan tepat.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, juga memastikan bahwa fase tanggap darurat hingga pemulihan pasca-erupsi di Flores Timur berlangsung dengan baik. BNPB terus memantau dan mendukung upaya pemulihan, termasuk pemenuhan kebutuhan pengungsi dan pembangunan hunian sementara bagi korban bencana.
BNPB terus mempercepat proses pemulihan pasca-erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki dengan fokus pada pembangunan hunian sementara dan tetap bagi para pengungsi. Sebanyak 27 unit rumah hunian sementara, yang dibangun bekerja sama dengan TNI Angkatan Darat, kini siap dihuni oleh 135 kepala keluarga korban erupsi. Selain itu, BNPB juga mempercepat pembangunan hunian tetap yang direncanakan selesai pada tahun 2025.
Terkait aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki, saat ini statusnya berada pada level III (Siaga), yang ditetapkan pada 24 Desember 2024, setelah sebelumnya berada pada level IV (Awas) sejak letusan besar pada 4 November 2024. Erupsi tersebut menyebabkan sembilan orang meninggal dunia, satu orang luka berat, dan sekitar 13.000 warga di Flores Timur harus mengungsi. Dengan status gunung yang kini turun menjadi Siaga, BNPB tetap melakukan pemantauan dan memastikan kesiapsiagaan untuk menghadapi potensi risiko lebih lanjut.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.