Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan mengenai cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Jawa Tengah pada 11-13 November 2024. Cuaca ekstrem ini dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, puting beliung, pohon tumbang, dan sambaran petir.
Menurut BMKG, beberapa faktor yang mempengaruhi potensi cuaca ekstrem ini antara lain aktifnya gelombang ekuatorial Rossby, pertemuan massa udara atau konvergensi, serta kelembapan udara yang tinggi di berbagai ketinggian. Kondisi labilitas udara yang kuat dan suhu permukaan air laut yang hangat juga mendukung pembentukan awan hujan yang dapat menghasilkan hujan lebat disertai angin kencang dan petir.
Wilayah-wilayah yang diperkirakan terpengaruh oleh cuaca ekstrem selama tiga hari tersebut antara lain:
- Senin (11/11): Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Temanggung, Magelang, Semarang, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Kendal bagian selatan, Batang bagian selatan, Pekalongan bagian selatan, Tegal, Brebes, Kota Magelang, Salatiga, Surakarta, dan sekitarnya.
- Selasa (12/11): Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Batang bagian selatan, Pekalongan bagian selatan, Pemalang bagian selatan, Tegal bagian selatan, Brebes bagian selatan, dan sekitarnya.
- Rabu (13/11): Kabupaten Cilacap bagian utara, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Batang bagian selatan, Pekalongan bagian selatan, Pemalang bagian selatan, Tegal bagian selatan, Brebes bagian selatan, dan sekitarnya.
BMKG mengimbau masyarakat di daerah-daerah tersebut untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, terutama di wilayah yang rawan bencana hidrometeorologi.
BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah pada 11-13 November
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi di wilayah Jawa Tengah (Jateng) pada periode 11-13 November 2024. BMKG mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai dampak dari cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, serta sambaran petir.
Penyebab Cuaca Ekstrem
Cuaca ekstrem ini diprediksi akibat beberapa faktor atmosfer. BMKG menjelaskan bahwa aktifnya gelombang ekuatorial Rossby di wilayah tersebut meningkatkan aktivitas konvektif. Selain itu, adanya wilayah pertemuan massa udara (konvergensi) di tengah dan selatan Jawa Tengah memperburuk kondisi ini, dengan kelembapan udara yang cenderung basah dan berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan.
Kondisi labilitas udara yang kuat di Jateng serta suhu permukaan air laut yang hangat di Laut Jawa juga memperburuk situasi. Kelembapan udara yang tinggi dan peningkatan massa uap air mendukung pembentukan awan hujan yang menjulang tinggi dan dapat menghasilkan hujan lebat disertai angin kencang dan petir.
Wilayah yang Berisiko
BMKG menyebutkan sejumlah wilayah yang berpotensi terdampak cuaca ekstrem selama tiga hari ke depan, yakni:
- Senin (11 November): Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Temanggung, Magelang, Semarang, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Kendal bagian selatan, Batang bagian selatan, Pekalongan bagian selatan, Tegal, Brebes, Kota Magelang, Salatiga, Surakarta, dan sekitarnya.
- Selasa (12 November): Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Batang bagian selatan, Pekalongan bagian selatan, Pemalang bagian selatan, Tegal bagian selatan, Brebes bagian selatan, dan sekitarnya.
- Rabu (13 November): Kabupaten Cilacap bagian utara, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Batang bagian selatan, Pekalongan bagian selatan, Pemalang bagian selatan, Tegal bagian selatan, Brebes bagian selatan, dan sekitarnya.
Imbauan untuk Masyarakat
BMKG meminta masyarakat untuk tetap waspada dan memperhatikan potensi cuaca ekstrem ini, terutama bagi yang tinggal di daerah rawan bencana hidrometeorologi. Pemerintah daerah diharapkan dapat melakukan langkah mitigasi dan memberikan informasi yang jelas kepada warga agar dapat mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrem tersebut.
Dengan kondisi yang tidak menentu, masyarakat diharapkan untuk selalu memperbarui informasi cuaca terkini dan mengambil langkah pencegahan untuk mengurangi dampak bencana.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.