Dubes RI perkenalkan Danantara kepada Presiden Sri Lanka

Duta Besar Republik Indonesia untuk Sri Lanka, Dewi Gustina Tobing, baru-baru ini memperkenalkan Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) kepada Presiden Sri Lanka, Anura Kumara Dissanayake, dalam pertemuan yang berlangsung pada 25 Februari 2025 di Kantor Sekretariat Presiden, Kolombo. Pertemuan ini juga menjadi yang pertama sejak Dissanayake dilantik sebagai Presiden Sri Lanka pada September tahun lalu.

Dubes Dewi menjelaskan bahwa Danantara diproyeksikan menjadi dana investasi negara terbesar di dunia, dengan dana awal sebesar 20 miliar dolar AS yang akan digunakan untuk proyek-proyek hilirisasi. Danantara bertujuan untuk mengumpulkan modal hingga 900 miliar dolar AS, yang akan digunakan untuk menciptakan kemandirian ekonomi dan meningkatkan ketahanan di berbagai sektor, sekaligus mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Dissanayake menyambut baik inisiatif ini dan menyatakan keterbukaan Sri Lanka untuk bekerja sama dalam bidang investasi. Kedua belah pihak berharap bahwa kerjasama ini dapat memberikan manfaat bagi kedua negara.

Selain itu, Dubes Dewi juga menyampaikan apresiasinya terhadap program “Clean Sri Lanka” yang dipelopori oleh Presiden Dissanayake. Program ini berfokus pada pelestarian lingkungan, reformasi tata kelola, serta semangat anti-korupsi, yang juga sejalan dengan kebijakan Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, mengenai efisiensi dan tata kelola yang baik.

Pertemuan ini juga membahas langkah-langkah untuk memperkuat hubungan perdagangan bilateral dan melanjutkan negosiasi kesepakatan dagang preferensial (PTA) antara Indonesia dan Sri Lanka. Diharapkan, kesepakatan ini akan membuka peluang baru dalam kerja sama ekonomi kedua negara.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Sri Lanka, Dewi Gustina Tobing, baru-baru ini memperkenalkan Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) kepada Presiden Sri Lanka, Anura Kumara Dissanayake. Dalam pertemuan yang berlangsung pada 25 Februari 2025 di Kolombo, Dubes Dewi mengungkapkan keterbukaan Indonesia untuk bekerja sama dalam bidang investasi.

Danantara diproyeksikan akan menjadi dana investasi negara terbesar di dunia dengan dana awal sebesar 20 miliar dolar AS. Dana ini akan diinvestasikan dalam proyek hilirisasi dan bertujuan untuk mengumpulkan modal hingga 900 miliar dolar AS. Program ini merupakan bagian dari kebijakan pemerintah Indonesia untuk menciptakan kemandirian ekonomi, memperkuat ketahanan di berbagai sektor, serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Dubes Dewi juga menekankan bahwa Indonesia terbuka untuk investasi, baik inbound maupun outbound, dengan semua negara mitra, termasuk Sri Lanka. Presiden Dissanayake menyambut baik inisiatif ini dan menyatakan bahwa Sri Lanka juga terbuka untuk kerja sama investasi, yang diharapkan akan membawa manfaat bagi kedua negara.

Selain memperkenalkan Danantara, Dubes Dewi memberikan apresiasi terhadap program “Clean Sri Lanka” yang diluncurkan oleh Presiden Dissanayake, yang bertujuan untuk pelestarian lingkungan, reformasi tata kelola, dan semangat anti-korupsi. Dewi mencatat bahwa misi ini sejalan dengan kebijakan Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, yang juga menekankan efisiensi, tata kelola yang baik, dan pemberantasan korupsi.

Pertemuan tersebut juga membahas penguatan perdagangan bilateral antara kedua negara, serta kelanjutan negosiasi kesepakatan dagang preferensial (PTA), yang diharapkan dapat membuka peluang baru bagi kerja sama ekonomi Indonesia-Sri Lanka. Selain itu, Dubes Dewi juga menyampaikan ucapan selamat atas pelantikan Presiden Dissanayake dan menegaskan komitmen Indonesia untuk terus memperkuat hubungan bilateral yang telah terjalin selama tujuh dekade.

Tinggalkan Balasan