Kebiasaan yang dapat membuat anak praremaja berisiko mengembangkan gejala manik, berdasarkan penelitian terbaru, antara lain terkait dengan penggunaan layar yang berlebihan. Beberapa kebiasaan spesifik yang dapat meningkatkan risiko gejala manik pada anak praremaja meliputi:
- Penggunaan media sosial yang berlebihan: Anak yang sering menghabiskan waktu berlebihan di media sosial dapat mengalami dampak psikologis, seperti peningkatan harga diri yang berlebihan dan rasa kewaspadaan yang berlebihan, yang berpotensi memicu gejala manik.
- Bermain gim video dalam durasi lama: Bermain gim video yang sangat mengasyikkan dalam waktu lama dapat membuat anak mudah teralihkan, impulsif, dan lebih cepat merasa terstimulasi, yang merupakan ciri khas gejala manik.
- Terus-menerus mengirim SMS: Penggunaan SMS yang berlebihan juga dapat berkontribusi pada perilaku yang impulsif, bicara cepat, dan pikiran yang tidak terkendali, yang dapat terkait dengan gejala manik.
- Kurang tidur: Penggunaan layar yang berlebihan sering kali mengganggu waktu tidur. Anak-anak yang kurang tidur lebih berisiko mengembangkan masalah kesehatan mental, termasuk gejala manik.
- Paparan layar sebelum tidur: Kebiasaan menghabiskan waktu di depan layar sebelum tidur dapat mengganggu pola tidur, yang memengaruhi kestabilan emosi dan berisiko memperburuk gejala manik.
Anak praremaja yang menghabiskan waktu lebih dari delapan jam sehari di depan layar, seperti yang terungkap dalam penelitian tersebut, berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan mental, termasuk gejala manik, terutama jika kebiasaan ini terjadi secara terus-menerus.
Untuk melindungi kesehatan mental anak, sangat penting bagi orang tua untuk memperhatikan waktu yang dihabiskan di depan layar dan membantu anak mengembangkan kebiasaan penggunaan layar yang lebih sehat, seperti waktu bebas layar sebelum tidur.
Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Social Psychiatry and Psychiatric Epidemiology menyoroti potensi risiko kesehatan mental yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan layar yang berlebihan, seperti melalui SMS, menonton video, atau bermain gim video. Penelitian besar ini melibatkan 9.243 anak berusia 10 dan 11 tahun, yang meneliti dampak keterlibatan intensif dengan media sosial, gim video, SMS, dan streaming video terhadap kesehatan mental mereka.
Penelitian ini berfokus pada bagaimana keterlibatan yang tinggi dengan teknologi ini dapat mempengaruhi pikiran dan perilaku anak muda, terutama dalam hal pengembangan gejala manik. Untuk menggali lebih dalam hubungan antara waktu yang dihabiskan di depan layar dan kesehatan mental, para peneliti juga menganalisis data dari Adolescent Brain Cognitive Development (ABCD), yang merupakan studi jangka panjang terbesar mengenai perkembangan otak anak di Amerika Serikat.
Temuan ini memberikan wawasan penting mengenai bagaimana penggunaan media digital yang berlebihan dapat berkontribusi terhadap gangguan kesehatan mental pada anak praremaja, dan menjadi perhatian bagi orang tua dan pendidik dalam membatasi paparan layar yang berlebihan untuk melindungi kesejahteraan mental anak-anak.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kebiasaan penggunaan layar yang berlebihan, seperti menghabiskan waktu lama di media sosial, bermain gim video, atau mengirim SMS, dapat meningkatkan risiko gejala manik atau hipomanik pada anak praremaja. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa anak-anak yang terlalu banyak menghabiskan waktu di depan layar cenderung mengembangkan ciri-ciri episode manik, seperti harga diri yang tinggi, kebutuhan tidur yang berkurang, mudah teralihkan, bicara cepat, pikiran yang tidak terkendali, dan impulsivitas—perilaku yang merupakan ciri khas dari gangguan spektrum bipolar.
Dr. Jason Nagata, penulis utama penelitian, menekankan bahwa masa remaja adalah periode yang sangat rentan untuk mengembangkan gangguan spektrum bipolar. Gejala yang muncul lebih awal sering kali terkait dengan hasil yang lebih parah dan kronis. Oleh karena itu, penting untuk memahami faktor-faktor yang dapat berkontribusi terhadap timbulnya atau memburuknya gejala manik pada remaja.
Penelitian juga mencatat bahwa remaja Amerika sekarang menghabiskan lebih dari delapan jam sehari di depan layar, dua kali lipat dari rata-rata sebelum pandemi, yang bertepatan dengan meningkatnya masalah kesehatan mental di kalangan remaja.
Kyle Ganson, rekan penulis penelitian, menambahkan bahwa penting untuk menumbuhkan kebiasaan penggunaan layar yang sehat sejak dini. Penelitian lebih lanjut dapat membantu kita lebih memahami bagaimana perilaku ini berhubungan dengan gejala manik dan memberikan wawasan untuk pencegahan dan intervensi.
Meskipun penggunaan layar memiliki manfaat edukasi, Dr. Nagata memperingatkan bahwa orang tua harus menyadari potensi risiko yang ada dan mengatur penggunaan layar dengan seimbang untuk melindungi kesehatan mental anak. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah membuat rencana media keluarga yang mencakup waktu bebas layar sebelum tidur.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.