Trump nyatakan tidak akan membalas dendam terhadap lawan politiknya

Donald Trump, the President-elect of the United States, stated on Sunday, December 8, that he would not seek revenge against his political opponents after taking office. In an interview with NBC News, Trump emphasized, “I do not intend to go back to the past… Revenge will come through success.”

Trump referred to Special Counsel Jack Smith, who led investigations into his involvement in the January 2021 Capitol riot, as “very damaged.” He also called members of the committee investigating the January 6th attack “political thugs” who “should be jailed.” However, Trump clarified that he would not specifically direct the FBI and the Department of Justice to prosecute them, although he believed the agencies should investigate them.

The President-elect reiterated his plan for mass deportations of undocumented migrants. Trump also vowed to eliminate birthright citizenship, a constitutional provision that grants U.S. citizenship to all children born on American soil, regardless of their parents’ nationality.

Additionally, Trump promised to grant pardons to those convicted of federal crimes related to the January 6th protests, claiming that many of them had been treated unfairly in prison. “These people are living in hell,” he said, stating that the pardons would be granted on the day of his inauguration.

Trump himself faced charges related to the Capitol riot, when his supporters stormed the building, halting the legislative process in Congress. After the rioters were removed from the building, Congress certified Joe Biden’s victory as President of the United States. Hundreds of individuals have since been arrested in connection with the riot. Trump’s charges were dismissed at the end of November.

Berikut adalah beberapa topik yang relevan terkait pernyataan Donald Trump mengenai tidak membalas dendam terhadap lawan politiknya:

  1. Rencana Trump untuk Melakukan Deportasi Massal Trump kembali mengungkapkan niatnya untuk melakukan deportasi massal terhadap migran tanpa dokumen. Ia juga menyebutkan bahwa salah satu kebijakan utamanya adalah menghapus ketentuan kewarganegaraan berdasarkan tempat kelahiran, yang memberi kewarganegaraan kepada semua anak yang lahir di AS, meskipun orang tua mereka bukan warga negara AS.
  2. Kasus Hukum dan Investigasi Terkait Kerusuhan Capitol Trump terus menghadapi sejumlah tuduhan hukum, salah satunya adalah keterlibatannya dalam kerusuhan Capitol pada Januari 2021. Proses hukum yang berlanjut memunculkan berbagai pandangan politik, dengan Trump menilai investigasi yang dipimpin oleh Jaksa Khusus Jack Smith dan komite yang menyelidiki kejadian tersebut sebagai upaya yang tidak adil terhadap dirinya.
  3. Pengampunan bagi Peserta Kerusuhan 6 Januari Salah satu janji utama Trump setelah terpilih adalah memberikan pengampunan kepada individu-individu yang dihukum terkait peran mereka dalam kerusuhan 6 Januari, dengan alasan bahwa mereka telah diperlakukan tidak adil di penjara. Menurut Trump, orang-orang tersebut “hidup di neraka,” dan pengampunan akan diberikan pada hari pelantikannya.
  4. Pernyataan tentang FBI dan Departemen Kehakiman Trump mengkritik FBI dan Departemen Kehakiman, mengatakan bahwa mereka harus menyelidiki pihak-pihak yang terlibat dalam proses investigasi terhadap dirinya, namun ia tidak akan meminta mereka untuk langsung mengambil tindakan hukum terhadap lawan-lawan politiknya.

Isu-isu ini menunjukkan bagaimana Trump tetap memegang teguh sejumlah kebijakan dan janji yang telah ia buat selama kampanye, meskipun menghadapi tekanan hukum dan politik yang berat.

Tinggalkan Balasan