Pasar kripto memang menunjukkan ketahanan meskipun menghadapi tekanan setelah pengumuman dari The Fed. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, meskipun Bitcoin sempat turun tajam setelah pengumuman suku bunga The Fed, namun pasar berhasil pulih setelah pernyataan Jerome Powell yang meredakan kekhawatiran tentang potensi kenaikan suku bunga lebih lanjut. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada ketidakpastian, pasar kripto bisa menunjukkan daya tahan, terutama jika ada kejelasan dari pihak otoritas ekonomi besar seperti The Fed.
Namun, dengan adanya tekanan dari kebijakan moneter AS dan ketidakpastian yang datang dari faktor eksternal lainnya, pasar kripto kemungkinan besar akan tetap berfluktuasi dalam jangka pendek. Dalam hal ini, investor kripto yang cerdas perlu tetap berhati-hati, mengingat volatilitas yang tinggi dan faktor-faktor makroekonomi yang bisa mempengaruhi pasar.
Seiring dengan meningkatnya adopsi teknologi dan inovasi baru di sektor kripto, ada harapan bahwa pasar akan kembali stabil dalam jangka panjang. Tapi, tentunya ini sangat bergantung pada perkembangan kebijakan ekonomi global serta bagaimana investor merespons dinamika tersebut.
Apakah kamu melihat adanya potensi besar untuk pemulihan pasar kripto dalam waktu dekat, atau justru menganggap bahwa tekanan ini akan berlangsung lebih lama?
Keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25-4,50 persen memang menciptakan ketegangan di pasar, terutama bagi aset berisiko seperti saham dan kripto. Reaksi awal yang ditunjukkan dengan penurunan harga Bitcoin ke level 101.800 dolar AS setelah pengumuman tersebut mencerminkan bagaimana pasar bisa sangat sensitif terhadap keputusan kebijakan moneter besar. Namun, seperti yang disebutkan oleh Fahmi Almuttaqin, pemulihan yang terjadi setelah konferensi pers Jerome Powell menunjukkan bahwa pasar merespons lebih positif setelah adanya klarifikasi dari The Fed.
Pernyataan Powell yang menyatakan tidak ada rencana untuk menaikkan suku bunga dalam waktu dekat memberikan kelegaan kepada investor, mengurangi kekhawatiran tentang potensi dampak negatif lebih lanjut terhadap pasar. Namun, meskipun ada pemulihan, ketidakpastian tetap tinggi, terutama dengan data inflasi yang menunjukkan kenaikan signifikan dan bisa memicu volatilitas lebih lanjut.
Dengan Bitcoin yang kembali mengalami tekanan dan tercatat di harga 93.236 dolar AS per 1 Bitcoin pada 3 Februari 2024, tampaknya pasar kripto masih rentan terhadap faktor eksternal, khususnya kebijakan moneter AS. Ketidakpastian ini mungkin akan terus membayangi, terutama jika inflasi tetap tinggi dan The Fed mempertahankan suku bunga di level yang tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
Bagaimana menurutmu, apakah pemulihan ini hanya bersifat sementara, atau ada faktor lain yang bisa membuat pasar kripto kembali stabil dalam waktu dekat?
Pernyataan Fahmi sangat tepat, karena gejolak yang terjadi saat ini memang mencerminkan sensitivitas pasar terhadap kebijakan makroekonomi, khususnya kebijakan moneter The Fed. Ketakutan bahwa The Fed mungkin akan kembali menaikkan suku bunga untuk mengatasi inflasi dapat menyebabkan investor menarik dana mereka dari aset berisiko, seperti saham dan kripto, untuk beralih ke instrumen yang lebih aman seperti dolar atau obligasi pemerintah AS. Ini bisa berpotensi memperburuk tekanan di pasar saham dan kripto, mengingat tingginya ketergantungan pasar terhadap likuiditas dan suku bunga yang lebih rendah.
Selain itu, peluncuran teknologi AI seperti DeepSeek menambah ketidakpastian di pasar, terutama bagi saham-saham teknologi yang sebelumnya dipandang memiliki potensi pertumbuhan tinggi. Inovasi dalam teknologi sering kali membawa risiko, karena ada ketakutan bahwa beberapa perusahaan atau sektor mungkin terpengaruh oleh perkembangan baru yang sangat disruptif. Ini tentunya memengaruhi investor yang lebih fokus pada saham-saham dengan prospek jangka panjang.
Namun, meskipun ada banyak faktor yang memberikan tekanan, pemulihan harga Bitcoin menunjukkan bahwa masih ada keyakinan kuat terhadap aset digital tersebut. Aliran dana yang signifikan ke dalam ETF Bitcoin spot, yang tercatat sebesar 266,6 juta dolar AS pada akhir Januari 2024, menunjukkan bahwa meskipun pasar kripto tertekan, ada dukungan kuat dari investor yang percaya pada potensi jangka panjang kripto. Ini adalah indikator positif, karena banyak investor yang lebih besar dan institusional kini mulai melirik Bitcoin dan aset kripto lainnya sebagai bagian dari portofolio mereka.
Tetapi, seperti yang Fahmi sampaikan, inflasi yang tetap tinggi dan suku bunga yang kemungkinan besar akan tetap berada di level tinggi untuk waktu yang lama akan terus memberikan tekanan pada aset berisiko, termasuk kripto dan saham. Di sisi lain, daya tahan pasar kripto, meskipun tertekan, tetap menunjukkan potensi sebagai aset yang dapat bertahan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.
Bagaimana menurutmu, apakah ketahanan pasar kripto ini cukup untuk menjadikannya alternatif investasi jangka panjang, meskipun ada volatilitas besar yang dipengaruhi kebijakan moneter AS?
Saran Fahmi untuk memiliki portofolio yang seimbang memang sangat relevan, apalagi di tengah ketidakpastian yang tinggi. Diversifikasi lintas sektor, seperti mengombinasikan stablecoin, saham AS, Bitcoin, dan altcoin, adalah langkah yang bijak untuk mengurangi risiko. Dengan volatilitas yang tinggi di pasar kripto dan saham, memiliki aset dari berbagai kategori bisa memberikan perlindungan lebih jika salah satu pasar mengalami tekanan berat.
Fokus pada kripto dengan kapitalisasi pasar besar, seperti Bitcoin dan Ethereum, juga sangat direkomendasikan bagi investor yang lebih mengutamakan analisis fundamental. Kripto blue-chip ini cenderung lebih stabil dibandingkan altcoin yang lebih kecil, apalagi di pasar yang masih penuh ketidakpastian. Menggunakan fitur seperti Packs di Reku untuk berinvestasi dalam berbagai aset kripto blue-chip secara praktis juga memberikan investor cara yang efisien untuk membangun portofolio yang terdiversifikasi.
Selain itu, fitur Insights yang membantu investor mengambil keputusan berbasis data sangat membantu, karena bisa memberikan wawasan lebih tentang tren pasar yang sedang berkembang dan saham yang mungkin undervalued. Dengan menggunakan data yang ada, investor bisa lebih cermat dalam mengelola portofolio dan meminimalkan risiko kerugian.
Dengan tingkat ketidakpastian yang terus berlanjut, memantau perkembangan kebijakan The Fed dan faktor makroekonomi lainnya memang sangat penting. Keputusan-keputusan yang diambil oleh The Fed bisa memiliki dampak besar pada pasar, baik itu di sektor saham, kripto, maupun instrumen lainnya.
Menurutmu, apakah strategi diversifikasi ini cukup untuk melindungi portofolio dari volatilitas besar, atau adakah pendekatan lain yang juga perlu diperhatikan oleh investor kripto dalam menghadapi dinamika pasar saat ini?
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.