China sesalkan keputusan Panama keluar dari “Belt and Road Initiative”

China menyesalkan keputusan Panama untuk mengundurkan diri dari “Belt and Road Initiative” (BRI), yang merupakan proyek kerja sama ekonomi internasional yang diprakarsai oleh China. Keputusan Panama ini datang setelah kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, yang diduga memberi tekanan kepada Panama untuk mengurangi pengaruh China di Terusan Panama.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menyatakan bahwa China menentang segala upaya yang bertujuan merusak kerja sama BRI melalui tekanan eksternal, dan menekankan bahwa China berharap Panama mempertimbangkan hubungan bilateral yang lebih luas dan kepentingan jangka panjang kedua negara. China menganggap bahwa kerja sama yang terjalin dengan Panama dalam kerangka BRI telah membawa manfaat nyata, baik dalam hal ekonomi maupun infrastruktur.

Keputusan Panama ini juga menyusul ancaman dari Presiden AS Donald Trump, yang mengkritik pengaruh China di Terusan Panama, serta kebijakan yang dianggap memberatkan kapal-kapal militer AS dalam melewati kanal tersebut. Trump bahkan mengusulkan bahwa AS bisa mengambil alih Terusan Panama jika kondisi ini tidak diperbaiki.

Sebagai tanggapan, Panama menegaskan bahwa mereka telah mengajukan pemberitahuan resmi kepada China, dengan memberikan waktu 90 hari untuk menyelesaikan masalah ini. Panama sebelumnya bergabung dengan BRI pada 2017, menjadi negara pertama di Amerika Latin yang melakukannya.

Keputusan Panama untuk mengundurkan diri dari “Belt and Road Initiative” (BRI) disesalkan oleh Pemerintah China. Dalam sebuah konferensi pers, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menegaskan bahwa China menentang upaya AS yang dianggap sebagai bentuk pencemaran nama baik dan sabotase terhadap kerja sama BRI, melalui tekanan dan pemaksaan terhadap negara-negara yang terlibat.

Panama, yang bergabung dengan BRI pada 2017, menjadi negara pertama di Amerika Latin yang memilih untuk menarik diri dari inisiatif tersebut. Presiden Panama, José Raúl Mulino, mengonfirmasi bahwa negara tersebut telah mengajukan pemberitahuan resmi kepada China dengan waktu 90 hari untuk menyelesaikan proses penarikan diri.

Sejak bergabung dengan BRI, Panama mendapat berbagai manfaat dari kerja sama dengan China, yang mencakup pengembangan infrastruktur dan kerjasama ekonomi. Lin Jian menekankan bahwa China berharap Panama akan mempertimbangkan hubungan bilateral secara lebih menyeluruh dan menghindari campur tangan eksternal dalam pengambilan keputusan.

Keputusan Panama ini mengikuti kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, yang dikabarkan memberikan tekanan agar Panama mengurangi pengaruh China di Terusan Panama. Rubio mengancam akan mengambil tindakan jika Panama tidak segera melakukan perubahan terkait hal tersebut. Selain itu, ancaman dari Presiden AS Donald Trump terkait pengelolaan Terusan Panama juga menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan tersebut.

Trump mengkritik biaya penggunaan Terusan Panama, terutama untuk kapal-kapal militer AS, dan mengusulkan bahwa AS bisa mengambil alih kanal tersebut jika kondisi ini tidak diperbaiki.

Tinggalkan Balasan