Perayaan Hari Suci Saraswati di STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Bali, menjadi acara penting yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama, I Nengah Duija. Duija menyampaikan bahwa perayaan Saraswati bukan hanya sebagai ritual keagamaan, tetapi juga sebagai momen untuk merenungkan hubungan antara pengetahuan dan spiritualitas.
Dalam sambutannya, Duija menekankan pentingnya spiritualitas dalam membentuk karakter bangsa. Ia mengungkapkan bahwa generasi muda yang memiliki landasan spiritual yang kuat akan memiliki karakter kerja yang baik dan cenderung menghindari perilaku negatif seperti korupsi.
Selain itu, Duija mengingatkan pentingnya memiliki tempat ibadah di kampus untuk mendukung pengembangan spiritualitas civitas academica. Ia juga menyoroti bahwa Saraswati tidak hanya mengajarkan pengetahuan dalam aspek mitos, tetapi juga berkaitan dengan kemampuan berpikir yang rasional dan logis.
Melalui perayaan ini, Duija berharap bahwa generasi muda dapat memiliki keseimbangan antara pengetahuan dan spiritualitas, serta mampu mewujudkan kehidupan yang berintegritas dan penuh kebijaksanaan.
Dalam sambutannya pada puncak perayaan Hari Suci Saraswati di STAHN Mpu Kuturan Singaraja, I Nengah Duija, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama, menekankan pentingnya spiritualitas dalam membentuk generasi yang unggul. Duija mengungkapkan bahwa kehadirannya di acara tersebut bertujuan untuk merasakan semangat civitas academica dalam merayakan “bhakti penerus” sebagai landasan spiritual beragama yang menjadi bagian dari perayaan Saraswati.
Menurut Duija, spiritualitas adalah kunci dalam mewujudkan karakter bangsa. Ia menjelaskan bahwa dengan landasan spiritual yang kuat, seseorang akan mencerminkan karakter yang baik, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Sebagai contoh, spiritualitas yang kokoh akan membuat individu lebih takut kepada Tuhan dan menghindari perilaku negatif seperti korupsi.
Duija juga menyebutkan bahwa perayaan Saraswati, yang bertepatan dengan turunnya ilmu pengetahuan, memiliki makna mendalam, tidak hanya sebagai ritual, tetapi juga sebagai pengingat pentingnya pemahaman spiritual yang membimbing setiap individu dalam kehidupan sehari-hari.
I Nengah Duija juga menekankan pentingnya keberadaan pura sebagai tempat ibadah di kampus. Menurutnya, setiap kampus seharusnya memiliki tempat ibadah untuk mendukung pengembangan spiritualitas civitas academica. Hal ini penting untuk menciptakan keseimbangan antara pengembangan pengetahuan akademik dan spiritualitas, yang dapat memperkaya karakter para mahasiswa dalam menjalani kehidupan mereka.
Terkait dengan spiritualitas Hari Suci Saraswati, Duija menegaskan bahwa pengetahuan dalam konteks Hindu tidak hanya berkaitan dengan pemahaman mitos, tetapi juga mencakup logika dan kemampuan berpikir yang rasional. Perayaan Saraswati memiliki peran yang sangat penting dalam hal ini, karena ia mengajarkan konsep-konsep mendalam yang menghubungkan nalar dan ilmu pengetahuan.
Duija juga mengutip lontar tutur aji Saraswati yang mengajarkan bahwa untuk berjalan di atas dharma (kebenaran), seseorang harus memahami Sang Hyang Guru Reka, Sang Hyang Aji Saraswati, serta peran Mpu Kuturan sebagai Kawiswara (guru spiritual) yang membawa pengaruh besar dalam menata masyarakat Bali. Saraswati, menurutnya, adalah simbol dari ilmu pengetahuan yang membantu menciptakan keseimbangan dan kemajuan dalam kehidupan sosial dan spiritual.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.