Anggota DPR minta BNPB dan BPBD siaga 24 jam tanggap bencana

Anggota DPR, Abdul Fikri Faqih, meminta agar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tetap siaga 24 jam dalam menghadapi potensi bencana, mengingat cuaca ekstrem yang diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk terus terjadi sepanjang Desember ini. Ia menekankan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, baik dalam hal personel, peralatan, dan koordinasi antar lembaga terkait.

Fikri juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap meningkatnya kejadian bencana alam dalam beberapa hari terakhir, seperti longsor di Kecamatan Salem, Brebes, yang mengisolasi dua desa dan membuat sekitar 1.200 warga terjebak tanpa akses keluar-masuk. Menyusul kejadian tersebut, ia mendesak agar penanganan pasca-bencana dilakukan dengan cepat, terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar seperti sandang, papan, dan pangan bagi korban bencana.

Selain itu, BMKG juga telah merencanakan upaya modifikasi cuaca untuk mengantisipasi cuaca ekstrem yang dapat mempengaruhi liburan Natal dan Tahun Baru 2025, dengan tujuan untuk meminimalisir dampak bencana.

Anggota Komisi VIII DPR RI, Abdul Fikri Faqih, meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk siaga penuh 24 jam dalam menghadapi potensi bencana. Fikri menekankan bahwa cuaca ekstrem yang terjadi saat ini memerlukan kesiapsiagaan maksimal dari semua pihak, baik di tingkat nasional maupun daerah.

Fikri menjelaskan bahwa langkah ini sangat penting, mengingat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa cuaca ekstrem akan terus berlanjut sepanjang bulan Desember. Dengan adanya cuaca buruk yang berpotensi menyebabkan bencana seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang, maka kesiapsiagaan BNPB dan BPBD sangat diperlukan untuk memberikan respons cepat dalam menghadapi bencana yang mungkin terjadi.

Abdul Fikri Faqih, anggota Komisi VIII DPR RI, mengungkapkan keprihatinannya atas peningkatan kejadian bencana alam dalam beberapa hari terakhir, salah satunya adalah longsor yang terjadi di Kecamatan Salem, Brebes, pada Sabtu (14/12). Longsor tersebut menyebabkan dua desa terisolir karena akses jalan menuju kedua desa tertutup material longsor di 11 titik. Akibatnya, sekitar 1.200 warga terjebak tanpa akses keluar-masuk. Selain itu, terputusnya pasokan air bersih juga memaksa sebagian warga mengungsi ke gedung sekolah.

Melihat kondisi darurat ini, Fikri menekankan pentingnya penanganan pasca-bencana yang cepat dan efektif. Ia meminta agar BNPB, BPBD, dan pemerintah daerah segera memberikan bantuan kepada korban bencana, terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, dan papan. Penanganan yang cepat dan terkoordinasi sangat penting untuk mengurangi penderitaan warga yang terdampak serta memastikan pemulihan yang lebih cepat.

Abdul Fikri Faqih menegaskan bahwa BNPB, BPBD, dan pemerintah daerah (pemda) harus segera memberikan bantuan penanganan kepada korban bencana. Ia mengingatkan bahwa kebutuhan dasar seperti sandang, papan, dan pangan tidak bisa ditunda, terutama dalam situasi darurat akibat bencana. “Bantuan ini harus diberikan secepatnya kepada korban bencana,” kata Fikri, menekankan pentingnya respons yang cepat agar masyarakat yang terdampak bisa segera memperoleh bantuan yang diperlukan.

Selain itu, Fikri juga merujuk pada pernyataan dari BMKG yang akan melakukan upaya modifikasi cuaca menjelang liburan Natal dan Tahun Baru 2025. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi kemungkinan cuaca ekstrem yang dapat terjadi selama periode tersebut, sehingga diharapkan dapat mengurangi risiko bencana dan memastikan keselamatan masyarakat.

Tinggalkan Balasan