Berikut adalah ringkasan terkait penyerapan 100 ton beras oleh Perum Bulog dari petani di Cikeusik, Pandeglang:
Perum Bulog melalui Cabang Lebak-Pandeglang telah menyerap sekitar 100 ton beras dari petani di Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten. Penyerapan ini dilakukan sebagai bagian dari upaya mendukung swasembada pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Selain itu, penyerapan gabah dan beras dari petani ini akan disalurkan sebagai stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan dalam program-program seperti Bantuan Pangan, Bantuan Penyediaan dan Stabilisasi Harga Pangan (SPHP), dan penanganan bencana alam.
Gabah yang diserap dibeli dengan harga sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yaitu Rp 6.500 per kilogram, sementara beras diserap dengan harga Rp 12.000 per kilogram. Para petani di Cikeusik sangat menyambut baik hal ini, karena harga yang ditawarkan oleh Bulog lebih tinggi dibandingkan harga yang diberikan oleh tengkulak yang berkisar antara Rp 5.000 hingga Rp 6.000 per kilogram.
Dengan harga tersebut, petani yang memiliki produksi rata-rata 6 ton per hektare bisa memperoleh pendapatan sekitar Rp 39 juta per hektare. Setelah dikurangi biaya produksi yang mencapai sekitar Rp 10 juta per hektare, keuntungan bersih yang diperoleh petani bisa mencapai Rp 29 juta per hektare.
Inisiatif ini merupakan langkah positif dalam mendukung kesejahteraan petani dan menjaga ketahanan pangan di Indonesia.
Perum Bulog telah berhasil menyerap sekitar 100 ton beras dari petani di Cikeusik, Pandeglang, Banten, dan dipastikan jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dengan mendekatnya musim panen raya. Kepala Cabang Bulog Lebak-Pandeglang, Agung Trisakti, menyatakan bahwa mereka turun langsung ke lapangan untuk menampung gabah dan beras petani. Tujuannya adalah untuk mendukung program swasembada pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani di wilayah tersebut.
Bulog membeli gabah kering panen (GKP) petani dengan harga sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) yaitu Rp 6.500 per kilogram, sementara beras diserap dengan harga Rp 12.000 per kilogram. Penyerapan gabah dan beras ini juga dimaksudkan untuk membangun stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang nantinya digunakan untuk program Bantuan Pangan, Bantuan Penyediaan dan Stabilisasi Harga Pangan (SPHP), serta penanganan bencana alam.
Petani di Cikeusik menyambut baik penyerapan ini, karena harga yang ditawarkan oleh Bulog lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang diberikan oleh tengkulak yang berkisar antara Rp 5.000 hingga Rp 6.000 per kilogram. Dengan harga Rp 6.500 per kilogram dan produksi rata-rata 6 ton per hektare, petani dapat memperoleh pendapatan sekitar Rp 39 juta per hektare. Setelah dikurangi biaya produksi sekitar Rp 10 juta per hektare, keuntungan bersih yang diperoleh petani mencapai Rp 29 juta per hektare.
Inisiatif ini memberikan dampak positif bagi petani, meningkatkan kesejahteraan mereka, dan juga mendukung ketahanan pangan di Indonesia.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.