Desa Purut Hulu Tapin manfaatkan hasil tani untuk Jamaah Haul Sekumpul

Desa Purut Hulu di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, memanfaatkan hasil pertanian mereka untuk mendukung pelaksanaan Haul ke-20 KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul di Martapura. Masyarakat desa ini telah menerapkan teknik swasembada pangan selama lebih dari sepuluh tahun, yang memungkinkan mereka mengelola lahan pertanian secara mandiri dan menghasilkan berbagai produk tani untuk kebutuhan lokal dan acara-acara besar seperti Haul Guru Sekumpul.

Posko singgah yang didirikan di Desa Purut Hulu berfungsi sebagai tempat beristirahat bagi jamaah yang melintasi desa dalam perjalanan menuju acara Haul. Makanan yang disediakan di posko ini sepenuhnya berasal dari hasil tani warga setempat, seperti beras yang dipanen dari beberapa hektare sawah. Dari hasil panen tersebut, lebih dari 60 karung beras diperoleh, sebagian dimasak untuk hidangan bagi jamaah, sementara sisanya dijual untuk membeli bahan-bahan tambahan seperti bumbu dan bahan makanan lain yang dibutuhkan.

Selain padi, masyarakat Desa Purut Hulu juga mengelola budidaya ikan nila di tiga kolam buatan. Sebagian hasil ikan dijual untuk mendukung operasional posko dan memastikan makanan untuk jamaah Haul tersedia dengan cukup. Langkah ini tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memperlihatkan betapa pentingnya pemanfaatan sumber daya lokal secara optimal.

Dengan adanya posko singgah yang menyediakan makanan gratis bagi jamaah, masyarakat Desa Purut Hulu memberikan kontribusi nyata dalam menyukseskan Haul Guru Sekumpul. Inisiatif ini juga mencerminkan kemandirian desa dalam mengelola hasil pertanian dan budidaya mereka untuk kepentingan sosial dan ekonomi, serta memperkenalkan potensi desa kepada masyarakat yang lebih luas.

Posko di Desa Purut Hulu, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, berperan penting dalam mendukung acara Haul ke-20 KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (Guru Sekumpul) di Martapura. Posko ini dibangun sebagai tempat singgah bagi ribuan jamaah yang dalam perjalanan menuju acara Haul. Menariknya, posko ini memanfaatkan hasil pertanian warga setempat untuk menyediakan makanan gratis bagi jamaah.

Koordinator Lapangan Posko Desa Purut Hulu, Al Amin, menjelaskan bahwa semua makanan yang disajikan di posko berasal dari hasil tani masyarakat desa. Mereka memanen beberapa hektare sawah untuk menyediakan beras yang kemudian diolah menjadi berbagai hidangan untuk jamaah Haul. Dari panen tersebut, mereka menghasilkan lebih dari 60 karung beras, yang 30 karung di antaranya dimasak untuk hidangan, sementara sisanya dijual untuk membeli bumbu dan bahan makanan lainnya.

Langkah ini menunjukkan bagaimana masyarakat Desa Purut Hulu mengoptimalkan hasil pertanian mereka untuk mendukung acara besar seperti Haul Guru Sekumpul, sekaligus memberikan makanan gratis kepada ribuan jamaah yang datang dari berbagai daerah.

Teknik swasembada pangan yang diterapkan oleh masyarakat Desa Purut Hulu telah berhasil meningkatkan kemandirian ekonomi mereka selama lebih dari sepuluh tahun. Dulu, lahan yang dikelola oleh warga desa hanya sekitar satu hektare, dengan hasil utama berupa beras. Namun, kini hasil pertanian mereka semakin melimpah dan beragam, mencakup berbagai jenis tanaman dan produk tani lainnya.

Selain memanen padi untuk makanan gratis bagi jamaah Haul Guru Sekumpul, masyarakat Desa Purut Hulu juga mengelola budidaya ikan nila di tiga kolam buatan. Sebagian hasil ikan tersebut dijual, dan uang yang diperoleh digunakan untuk mendukung operasional posko yang menyambut kedatangan jamaah Haul. Posko ini berfungsi sebagai tempat singgah bagi jamaah yang beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan menuju Sekumpul.

Al Amin, Koordinator Lapangan Posko Desa Purut Hulu, menjelaskan bahwa swasembada pangan ini merupakan bentuk kemandirian desa dalam mendukung pelaksanaan Haul Guru Sekumpul. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal, masyarakat tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan makanan untuk ribuan jamaah, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal melalui pemanfaatan hasil tani dan budidaya ikan. Ini adalah contoh keberhasilan desa dalam memberdayakan potensi lokal untuk tujuan sosial dan ekonomi yang lebih luas.

Tinggalkan Balasan