Dispar klaim Bali bukan overtourism tapi over concentrate

Klaim dari Dinas Pariwisata Bali (Dispar Bali) yang menyatakan bahwa Bali tidak mengalami overtourism, melainkan overconcentration, adalah tanggapan terhadap fenomena pariwisata yang sangat terkonsentrasi di kawasan Bali Selatan. Dalam konteks ini, overconcentration mengacu pada penumpukan wisatawan di area tertentu, seperti Kuta, Seminyak, dan Denpasar, sementara wilayah lainnya seperti Bali Utara, Timur, dan Barat kurang berkembang dalam hal jumlah kunjungan wisatawan.

Tjok Bagus Pemayun, Kepala Dispar Bali, menegaskan bahwa Bali tidak mengalami overturisme secara keseluruhan, karena jumlah wisatawan yang datang tidak melampaui kapasitas daya dukung pulau tersebut. Sebaliknya, masalah yang ada adalah ketimpangan distribusi pengunjung, yang hanya berfokus di Bali Selatan, sementara daerah lain tidak memperoleh perhatian yang setara meskipun memiliki potensi wisata.

Menurut Pemayun, penyebab utama overconcentration ini adalah aksesibilitas yang lebih mudah di Bali Selatan. Di wilayah ini, wisatawan dapat menemukan banyak fasilitas, seperti hotel, restoran, pusat kuliner, serta atraksi hiburan malam yang menjadi daya tarik. Hal ini membuat Bali Selatan menjadi pusat utama bagi wisatawan. Sementara itu, Bali Utara, Timur, dan Barat yang memiliki potensi keindahan alam dan budaya yang luar biasa, masih kurang dikenal dan dikembangkan sebagai destinasi wisata.

Sebagai solusi untuk masalah ini, Dispar Bali telah merancang strategi untuk menyebarkan wisatawan ke seluruh Bali, termasuk ke daerah-daerah yang kurang dikunjungi. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan mempermudah akses ke destinasi wisata di Bali Utara, Timur, dan Barat. Selain itu, Dispar Bali juga mengusulkan untuk moratorium pembangunan hotel di Bali Selatan guna mengendalikan laju pembangunan yang masif di daerah tersebut, yang berpotensi memperburuk ketimpangan ini.

Rencana tersebut bertujuan untuk memperpanjang masa liburan wisatawan dengan menawarkan lebih banyak pilihan destinasi wisata di luar Bali Selatan. Dengan pola perjalanan wisata yang lebih merata, diharapkan wisatawan dapat menjelajahi berbagai bagian Bali dan tidak hanya terkonsentrasi di kawasan yang sudah padat.

Secara keseluruhan, Dispar Bali berusaha untuk mengatasi masalah overconcentration ini dengan menciptakan keseimbangan dalam distribusi wisatawan, sehingga dampak negatif seperti kerusakan infrastruktur dan pengaruh budaya yang berlebihan di Bali Selatan dapat diminimalkan.

Pernyataan yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata (Dispar) Bali menyatakan bahwa Bali saat ini belum mengalami overtourism, atau kondisi di mana jumlah wisatawan melebihi kapasitas daya dukung pulau, namun mengalami masalah overconcentration. Overconcentration merujuk pada konsentrasi wisatawan yang sangat tinggi di satu area tertentu, yakni Bali Selatan, yang mencakup kawasan seperti Kuta, Seminyak, dan Denpasar.

Kepala Dispar Bali, Tjok Bagus Pemayun, menjelaskan bahwa masalah yang ada lebih pada ketidakseimbangan antara kawasan wisata di Bali. Menurutnya, meskipun Bali secara keseluruhan belum mengalami overtourism, namun konsentrasi aktivitas pariwisata yang sangat tinggi di Bali Selatan menyebabkan dampak negatif seperti kemacetan dan alih fungsi lahan yang masif. Bali memiliki wilayah yang lebih luas, seperti Bali Utara, Timur, dan Barat, yang masih kurang dikembangkan untuk sektor pariwisata.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah daerah Bali mengusulkan moratorium pembangunan hotel di Bali Selatan dan merancang pola perjalanan wisata yang lebih merata ke wilayah Bali Utara, Timur, dan Barat. Hal ini bertujuan untuk menyebarkan wisatawan ke kawasan-kawasan tersebut, sehingga tidak hanya terkonsentrasi di Bali Selatan. Selain itu, pemerintah juga berupaya meningkatkan aksesibilitas ke kawasan-kawasan tersebut dengan memfasilitasi infrastruktur dan pengembangan destinasi wisata baru.

Tjok Pemayun juga menambahkan bahwa aksesibilitas menjadi alasan utama mengapa wisatawan lebih memilih Bali Selatan. Di sana, wisatawan dapat dengan mudah mengakses berbagai fasilitas seperti hotel, pusat kuliner, dan objek wisata, termasuk hiburan malam yang menjadi daya tarik tersendiri. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa Bali sebenarnya menawarkan keindahan alam dan budaya yang tidak kalah menarik di wilayah Bali Utara, Timur, dan Barat, yang juga harus diperkenalkan kepada wisatawan.

Sebagai bagian dari upaya pemerataan, Dispar Bali telah menyusun daftar destinasi wisata dan titik-titik usaha ekonomi yang dapat dikembangkan di luar Bali Selatan, yang diharapkan dapat membuat wisatawan menghabiskan lebih banyak waktu di Bali secara keseluruhan. Dengan strategi ini, diharapkan wisatawan dapat mengeksplorasi berbagai wilayah di Bali dalam waktu sekitar 5 hari, yang pada gilirannya memperpanjang masa liburan mereka tanpa menambah beban pada kawasan Bali Selatan yang sudah padat.

Dengan demikian, pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan pariwisata yang lebih berkelanjutan dan tersebar merata di seluruh Bali, menghindari overconcentration di satu titik, serta memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat Bali.

Tinggalkan Balasan