Pernyataan “Inflasi yang terkendali tunjukkan ketahanan ekonomi domestik” menekankan bahwa inflasi yang tetap terkendali dalam sebuah perekonomian merupakan indikator penting dari stabilitas ekonomi dan ketahanan domestik, meskipun menghadapi tantangan eksternal yang berasal dari kondisi global.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa inflasi yang terkendali bisa mencerminkan ketahanan ekonomi domestik:
1. Kebijakan Ekonomi yang Efektif
Inflasi yang terkendali menunjukkan bahwa kebijakan moneter dan fiskal yang diterapkan oleh pemerintah dan bank sentral (seperti Bank Indonesia) bekerja dengan baik. Misalnya, penyesuaian suku bunga oleh bank sentral dapat menekan inflasi dengan mengatur likuiditas dalam perekonomian. Hal ini mencerminkan adanya pengelolaan yang bijak terhadap ekonomi domestik.
2. Fundamental Ekonomi yang Kuat
Ketika inflasi terkendali, biasanya hal ini sejalan dengan fundamental ekonomi yang solid, seperti:
- Pertumbuhan ekonomi yang stabil, seperti yang disebutkan oleh ekonom Bank Mandiri dalam pernyataan bahwa Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5%.
- Cadangan devisa yang tinggi, yang dapat digunakan untuk mengatasi guncangan ekonomi eksternal atau krisis ekonomi global.
- Stabilitas nilai tukar rupiah, yang juga terjaga jika inflasi terkendali.
3. Resiliensi terhadap Tantangan Global
Inflasi yang terkendali menunjukkan bahwa ekonomi domestik dapat bertahan meskipun ada tekanan eksternal, seperti ketidakpastian geopolitik, fluktuasi harga energi global, atau kebijakan perdagangan negara-negara besar (misalnya, kebijakan tarif yang diberlakukan oleh AS). Misalnya, meskipun ada kemungkinan kenaikan tarif impor AS yang dapat memicu inflasi global, Indonesia masih dapat menjaga stabilitas harga domestik.
4. Keseimbangan Antara Permintaan dan Penawaran
Inflasi inti yang terkendali biasanya mencerminkan keseimbangan yang sehat antara permintaan dan penawaran dalam perekonomian. Jika permintaan domestik dan kapasitas produksi dapat diseimbangkan dengan baik, maka harga barang dan jasa tidak akan mengalami lonjakan yang tajam. Ini juga dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investor dan bisnis domestik.
5. Kepercayaan Konsumen dan Investor
Ketika inflasi terkendali, masyarakat dan investor cenderung merasa lebih percaya diri dalam berbelanja dan berinvestasi. Ini mendorong konsumsi domestik dan memperkuat sektor investasi, yang pada gilirannya dapat mendukung pertumbuhan ekonomi.
6. Stabilitas Harga Seiring dengan Kesejahteraan Masyarakat
Inflasi yang terkendali dapat mengurangi dampak negatif pada daya beli masyarakat, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global. Hal ini penting agar masyarakat tetap dapat mengakses kebutuhan pokok tanpa merasa tertekan oleh harga yang naik secara signifikan.
7. Faktor Eksternal yang Tetap Terkelola
Tantangan global yang datang dari kebijakan negara besar, seperti kebijakan tarif AS atau ketegangan geopolitik, bisa meningkatkan ketidakpastian harga energi dan barang-barang impor. Namun, jika inflasi tetap terkendali meskipun ada tekanan tersebut, ini menunjukkan bahwa ekonomi domestik dapat mengelola dampak dari faktor eksternal dengan baik.
Secara keseluruhan, inflasi yang terkendali bukan hanya soal harga yang stabil, tetapi juga mencerminkan daya tahan ekonomi domestik dalam menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam maupun luar negeri. Dengan fundamental yang kuat dan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat menjaga stabilitas ekonomi di tengah dinamika global yang berubah-ubah.
Dalam pernyataan yang disampaikan oleh Reny Eka Putri, Ekonom Bank Mandiri, tentang inflasi Indonesia pada akhir 2024, ada beberapa poin penting yang dapat disoroti terkait ketahanan ekonomi domestik Indonesia di tengah tantangan global. Berikut adalah beberapa analisis terkait pernyataan tersebut:
1. Inflasi Inti yang Terkendali:
- Inflasi inti Indonesia, yang mengeluarkan harga pangan dan energi, tercatat meningkat menjadi 2,26% yoy pada akhir 2024, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan 1,80% yoy pada 2023. Meskipun ada kenaikan, inflasi inti yang masih terjaga dalam kisaran rendah ini menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi domestik masih stabil dan mampu bertahan meskipun ada tantangan global yang berat.
- Inflasi inti yang terkontrol merupakan indikasi bahwa mekanisme pengendalian inflasi di dalam negeri bekerja dengan baik, dan hal ini mencerminkan kebijakan moneter yang efektif dari Bank Indonesia, yang bertujuan menjaga kestabilan harga dan mendukung daya beli masyarakat.
2. Ketahanan Ekonomi Domestik:
- Reny juga menggarisbawahi bahwa ketahanan ekonomi Indonesia didukung oleh fundamental ekonomi yang solid, termasuk pertumbuhan ekonomi yang tetap terjaga di kisaran 5%, inflasi yang terkendali, dan cadangan devisa yang tetap tinggi. Kondisi ini mencerminkan kekuatan ekonomi Indonesia dalam mengatasi gejolak eksternal.
- Pertumbuhan ekonomi yang stabil di angka sekitar 5% menunjukkan bahwa meskipun ada dampak dari dinamika ekonomi global, perekonomian Indonesia masih tumbuh dengan baik, didorong oleh konsumsi domestik, investasi, dan sektor-sektor penting lainnya.
3. Tantangan Global:
- Tantangan global yang utama datang dari kebijakan perdagangan yang diterapkan oleh Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, terutama terkait dengan tarif perdagangan dan kebijakan perdagangan internasional. Kebijakan ini berpotensi meningkatkan inflasi global, karena tarif yang lebih tinggi dapat meningkatkan harga barang impor.
- Selain itu, ketidakpastian geopolitik juga menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas bisnis global, yang pada gilirannya dapat berimbas pada kondisi ekonomi Indonesia, terutama dalam perdagangan internasional dan harga energi global.
4. Angka Inflasi yang Terkendali di 2024:
- Inflasi Indonesia pada akhir 2024 tercatat sebesar 1,57% yoy, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi 2023 yang tercatat 2,61% yoy. Inflasi yang lebih rendah ini berada sedikit di atas kisaran target batas bawah Bank Indonesia, yaitu 1,5-3,5%, yang menunjukkan pengelolaan inflasi yang baik dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
5. Inflasi Bulanan Desember 2024:
- Pada bulan Desember 2024, inflasi tercatat naik sebesar 0,44% mom, yang lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya, yaitu 0,30% mom pada November 2024. Peningkatan ini terutama dipengaruhi oleh inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang naik 1,33% mom, serta kelompok kesehatan dan perawatan pribadi yang masing-masing naik 0,35% dan 0,26%.
- Ini menunjukkan adanya tekanan harga pada beberapa sektor tertentu, yang perlu diawasi lebih lanjut agar tidak berdampak besar pada daya beli masyarakat.
6. Proyeksi Inflasi 2025:
- Reny memproyeksikan bahwa inflasi pada 2025 akan mengalami peningkatan moderat menjadi 2,4%. Proyeksi ini mengindikasikan bahwa inflasi akan tetap terkendali dalam jangka pendek, meskipun ada potensi imported inflation yang berasal dari kebijakan tarif AS, yang dapat mempengaruhi harga barang-barang impor, seperti makanan dan energi.
- Faktor eksternal yang harus diperhatikan adalah ketidakpastian global terkait kebijakan ekonomi AS yang bisa berimbas pada harga barang-barang strategis. Jika hal ini terjadi, Indonesia mungkin akan menghadapi kenaikan harga bahan pangan dan energi.
Kesimpulan:
Secara keseluruhan, inflasi yang terkendali di Indonesia pada 2024 menunjukkan bahwa ekonomi domestik memiliki ketahanan yang baik di tengah tantangan global yang kompleks. Kebijakan ekonomi yang bijak, seperti pengendalian inflasi yang baik dan cadangan devisa yang cukup, memberikan dasar yang kuat bagi Indonesia untuk menghadapai potensi guncangan eksternal. Proyeksi moderat inflasi untuk 2025 juga menunjukkan optimisme meski tantangan global tetap ada, terutama terkait dengan kebijakan perdagangan AS. Namun, tetap perlu diwaspadai sektor-sektor yang mengalami inflasi lebih tinggi, seperti pangan dan energi, yang dapat memengaruhi kesejahteraan masyarakat.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.