Berita yang Anda kutip menyebutkan bahwa pemantauan hilal untuk penentuan awal Ramadhan 1446 Hijriah di Aceh Besar, tepatnya di Observatorium Tgk Chik Kuta Karang, Lhoknga, terkendala oleh cuaca mendung. Kepala Kemenag Aceh, Azhari, menjelaskan bahwa proses pemantauan hilal dilakukan menjelang matahari terbenam. Jika cuaca cerah, hilal kemungkinan besar akan terlihat. Namun, jika mendung atau awan tebal menutupi langit, kemungkinan untuk melihat hilal menjadi sangat kecil.
Meskipun cuaca di Aceh Besar mendung, ada harapan jika angin mengusir awan, hilal bisa terlihat. Selain itu, Kemenag Aceh juga melakukan pemantauan hilal di beberapa lokasi lain, seperti Kota Sabang yang dilaporkan cerah, dan beberapa daerah lainnya di Aceh yang memenuhi syarat untuk pengamatan hilal.
Aceh menjadi salah satu daerah yang sangat diandalkan dalam menentukan awal Ramadhan di Indonesia karena wilayahnya memenuhi syarat elongasi geosentris yang penting dalam pengamatan hilal.
Berita yang Anda kutip menyebutkan bahwa pemantauan hilal untuk penentuan awal Ramadhan 1446 Hijriah di Observatorium Tgk Chik Kuta Karang, Lhoknga, Aceh Besar terkendala oleh cuaca mendung. Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Aceh, Azhari, menjelaskan bahwa pemantauan hilal dilakukan menjelang matahari terbenam, dan jika cuaca cerah, hilal kemungkinan besar akan terlihat. Namun, jika mendung atau langit tertutup awan tebal, kemungkinan untuk melihat hilal menjadi sangat kecil.
Proses rukyat hilal diperkirakan berlangsung sekitar pukul 18.52 WIB. Jika hilal terlihat, maka awal Ramadhan akan ditetapkan pada hari Sabtu (1/2). Namun, keputusan final tetap menunggu sidang isbat yang akan diumumkan oleh Menteri Agama pada pukul 19.30 WIB. Keputusan akhir mengenai awal Ramadhan akan diumumkan setelah semua daerah melaporkan kondisi rukyat hilal mereka.
Meskipun ada kendala cuaca di Aceh Besar, Kemenag Aceh masih berharap ada kemungkinan hilal dapat terlihat jika cuaca cerah pada saat pemantauan berlangsung.
Meskipun pemantauan hilal di Observatorium Tgk Chik Kuta Karang, Lhoknga, Aceh Besar terkendala oleh cuaca mendung, Kepala Kemenag Aceh, Azhari, berharap masih ada potensi hilal dapat terlihat jika angin membawa awan menjauh sebelum waktu pemantauan berakhir. Ia mengatakan, “Kondisinya agak mendung, tapi kalau takdir Allah, tiba-tiba angin arah barat menghilangkan mendung, bisa saja cerah. Jadi kita tidak bisa memprediksi secara pasti.”
Selain di Aceh Besar, pemantauan hilal juga dilakukan di lima lokasi lainnya, yaitu Tugu 0 KM Kota Sabang, Bukit Blang Tiron Perta Arun Gas di Lhokseumawe, Pantai Lhokgeulumpang Setia Bakti di Aceh Jaya, POB Suak Geudubang di Aceh Barat, dan Pantai Nancala Teupah Barat di Simeulue.
Azhari juga menyebutkan bahwa meskipun cuaca di Aceh Besar mendung, di Kota Sabang cuaca masih cerah. “Di Sabang, kita tempatkan tugu KM 0 kilometer dan informasinya di sana masih cerah,” katanya. Ini memberikan harapan bahwa hilal masih mungkin terlihat di Sabang.
Aceh menjadi salah satu daerah harapan untuk penentuan awal Ramadhan di Indonesia, karena wilayah Banda Aceh, Aceh Besar, dan Sabang memenuhi syarat elongasi geosentris. Data dari Tim Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh menunjukkan bahwa pada sore hari, hilal sudah berada di posisi 4,67 derajat di atas ufuk dengan elongasi 6,4 derajat geosentris, yang memperkuat potensi penentuan awal Ramadhan di wilayah tersebut.
Berita yang Anda kutip menyebutkan bahwa pemantauan hilal untuk penentuan awal Ramadhan 1446 Hijriah di Observatorium Tgk Chik Kuta Karang, Lhoknga, Aceh Besar terkendala oleh cuaca mendung. Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Aceh, Azhari, menjelaskan bahwa pemantauan hilal dilakukan menjelang matahari terbenam, dan jika cuaca cerah, hilal kemungkinan besar akan terlihat. Namun, jika mendung atau langit tertutup awan tebal, kemungkinan untuk melihat hilal menjadi sangat kecil.
Proses rukyat hilal diperkirakan berlangsung sekitar pukul 18.52 WIB. Jika hilal terlihat, maka awal Ramadhan akan ditetapkan pada hari Sabtu (1/2). Namun, keputusan final tetap menunggu sidang isbat yang akan diumumkan oleh Menteri Agama pada pukul 19.30 WIB. Keputusan akhir mengenai awal Ramadhan akan diumumkan setelah semua daerah melaporkan kondisi rukyat hilal mereka.
Meskipun ada kendala cuaca di Aceh Besar, Kemenag Aceh masih berharap ada kemungkinan hilal dapat terlihat jika cuaca cerah pada saat pemantauan berlangsung.
Meskipun pemantauan hilal di Observatorium Tgk Chik Kuta Karang, Lhoknga, Aceh Besar terkendala oleh cuaca mendung, Kepala Kemenag Aceh, Azhari, berharap masih ada potensi hilal dapat terlihat jika angin membawa awan menjauh sebelum waktu pemantauan berakhir. Ia mengatakan, “Kondisinya agak mendung, tapi kalau takdir Allah, tiba-tiba angin arah barat menghilangkan mendung, bisa saja cerah. Jadi kita tidak bisa memprediksi secara pasti.”
Selain di Aceh Besar, pemantauan hilal juga dilakukan di lima lokasi lainnya, yaitu Tugu 0 KM Kota Sabang, Bukit Blang Tiron Perta Arun Gas di Lhokseumawe, Pantai Lhokgeulumpang Setia Bakti di Aceh Jaya, POB Suak Geudubang di Aceh Barat, dan Pantai Nancala Teupah Barat di Simeulue.
Azhari juga menyebutkan bahwa meskipun cuaca di Aceh Besar mendung, di Kota Sabang cuaca masih cerah. “Di Sabang, kita tempatkan tugu KM 0 kilometer dan informasinya di sana masih cerah,” katanya. Ini memberikan harapan bahwa hilal masih mungkin terlihat di Sabang.
Aceh menjadi salah satu daerah harapan untuk penentuan awal Ramadhan di Indonesia, karena wilayah Banda Aceh, Aceh Besar, dan Sabang memenuhi syarat elongasi geosentris. Data dari Tim Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh menunjukkan bahwa pada sore hari, hilal sudah berada di posisi 4,67 derajat di atas ufuk dengan elongasi 6,4 derajat geosentris, yang memperkuat potensi penentuan awal Ramadhan di wilayah tersebut.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.