KLH minta percepatan pemulihan tanah terkontaminasi di Tahura Riau

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH) Hanif Faisol Nurofiq mendesak percepatan pemulihan tanah yang terkontaminasi minyak di Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Syarif Hasyim, Riau. Menurutnya, sekitar 930 hingga 950 hektare tanah yang terkontaminasi harus segera dipulihkan, dan upaya pemulihan yang telah dimulai beberapa tahun lalu perlu dipercepat.

Poin Penting dari Pernyataan Menteri KLH:

  1. Luas Area Terkontaminasi:
    • Menteri Hanif mengungkapkan bahwa area yang terkontaminasi minyak mencakup sekitar 930 hingga 950 hektare, yang tersebar di sekitar 250 lokasi. Area ini sudah teridentifikasi melalui audit lingkungan pada 2021.
    • Pemulihan lahan ini sangat penting karena tanah yang tercemar berada di kawasan hutan lindung, yang juga menjadi habitat bagi berbagai satwa kunci Indonesia seperti gajah dan harimau.
  2. Desakan untuk Percepatan:
    • Hanif meminta agar kajian dan rapat yang seringkali menghabiskan anggaran tidak lagi ditunda-tunda, melainkan segera dilaksanakan tindakan eksekusi pemulihan.
    • Ia menargetkan agar pemulihan tanah yang terkontaminasi ini selesai lebih cepat, dengan waktu yang ditetapkan pada 2026, lebih cepat dari roadmap 2030 yang telah ditetapkan sebelumnya.
  3. Pendanaan Sudah Siap:
    • Menteri KLH juga menekankan bahwa pendanaan untuk pemulihan sudah tersedia, dan langkah-langkah selanjutnya harus dilakukan segera, tanpa menunggu terlalu lama.
  4. Lokasi Krusial:
    • Wilayah yang terkontaminasi minyak berada di kawasan yang berdekatan dengan Pusat Konservasi Gajah (PKG) Minas, yang merupakan area penting bagi pelestarian gajah Sumatera. Hal ini semakin mendesak perlunya pemulihan cepat agar tidak mengancam ekosistem dan habitat satwa tersebut.
  5. Penanganan Sejak Diberikan ke PHR:
    • Pemulihan tanah terkontaminasi telah dimulai sejak pengelolaan lapangan minyak dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) kepada PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Sejauh ini, penanganan telah dilakukan di delapan lokasi dengan total volume tanah terkontaminasi mencapai 15.083,19 meter kubik, yang setara dengan 22.484 ton tanah terkontaminasi minyak.

Tindakan yang Diharapkan:

  • Gerak cepat dalam pemulihan lahan kontaminasi ini tidak hanya penting dari sisi lingkungan, tetapi juga untuk menjaga keberlanjutan ekosistem yang ada di Tahura, yang memiliki peran besar dalam konservasi satwa endemik dan keberagaman hayati.
  • Kementerian KLH akan memberikan rekomendasi untuk percepatan agar proses pemulihan bisa dilakukan lebih cepat tanpa birokrasi yang menghambat.

Menteri KLH menegaskan pentingnya komitmen dan koordinasi antarinstansi untuk memastikan pemulihan tanah yang cepat dan efektif. Pemulihan yang terlambat bisa berisiko lebih besar terhadap kesehatan lingkungan dan keselamatan satwa di kawasan tersebut.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH) Hanif Faisol Nurofiq mendesak percepatan pemulihan tanah yang terkontaminasi minyak di Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Syarif Hasyim, Riau. Hal ini disampaikan dalam kunjungan ke kawasan hutan lindung tersebut di Kabupaten Siak, pada Ahad, 24 November 2024.

Poin-poin Utama:

  1. Luas Area Terkontaminasi:
    • Menteri KLH menyebutkan bahwa sekitar 930 hingga 950 hektare tanah yang terkontaminasi minyak harus segera dipulihkan, terutama di 250 lokasi yang telah teridentifikasi selama audit lingkungan pada tahun 2021.
  2. Percepatan Pemulihan:
    • Hanif menegaskan bahwa proses pemulihan yang telah dimulai beberapa tahun lalu perlu dipercepat. Ia menginginkan agar tidak ada lagi kajian yang berlarut-larut yang hanya menghabiskan anggaran. Sebagai gantinya, ia meminta agar pemulihan segera dieksekusi dengan target penyelesaian lebih cepat, yaitu pada 2026, lebih awal dari roadmap 2030 yang sebelumnya ditetapkan.
  3. Kepentingan Ekosistem dan Satwa:
    • Salah satu alasan mendesaknya percepatan pemulihan adalah karena area yang terkontaminasi berada di wilayah yang menjadi habitat penting bagi beberapa satwa kunci Indonesia, seperti gajah dan harimau. Pemulihan yang cepat diharapkan dapat melindungi ekosistem yang terancam akibat pencemaran minyak.
  4. Pendanaan Sudah Tersedia:
    • Menteri Hanif menyatakan bahwa dana untuk pemulihan tanah terkontaminasi sudah tersedia, dan sekarang waktunya untuk segera melaksanakan pemulihan tanpa menunggu lagi.
  5. Penanganan Sebelumnya:
    • Sejak pengelolaan ladang minyak berpindah dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), penanganan terhadap tanah terkontaminasi minyak telah dimulai. Sampai saat ini, penanganan telah dilakukan di delapan lokasi dengan volume total sekitar 15.083 meter kubik tanah yang terkontaminasi minyak.
  6. Lokasi Strategis:
    • Kawasan Tahura Sultan Syarif Hasyim sangat penting dari sisi konservasi, dan berada dekat dengan Pusat Konservasi Gajah (PKG) Minas, yang menambah urgensi pemulihan segera untuk melindungi habitat gajah Sumatera.

Langkah Selanjutnya:

  • Hanif menekankan bahwa gerak cepat dalam pemulihan ini sangat penting, terutama untuk menjaga keberlanjutan kehidupan satwa dan ekosistem di kawasan hutan lindung. Pemulihan yang lambat bisa berisiko lebih besar terhadap kerusakan lingkungan yang lebih luas.
  • Rekomendasi untuk percepatan pemulihan juga akan diberikan oleh KLH untuk memastikan pelaksanaan yang lebih cepat dan efisien.

Pemulihan ini menjadi langkah penting dalam menjaga keberlanjutan ekosistem hutan lindung di Riau, sekaligus mencegah kerusakan lebih lanjut yang dapat membahayakan flora dan fauna di kawasan tersebut.

Tinggalkan Balasan