Mensos minta pilar sosial di Bali bekerja disiplin dan taat aturan

Menteri Sosial Saifullah Yusuf menekankan pentingnya disiplin dan kepatuhan terhadap aturan bagi pilar sosial yang bekerja di Bali. Dalam acara yang berlangsung di Badung, beliau mengingatkan agar pilar sosial atau pendamping sosial tidak melanggar ketentuan dan prosedur yang telah ditetapkan. Semua pihak yang terlibat dalam tugas sosial diharapkan untuk bekerja secara profesional, mematuhi kode etik, dan menjalankan tanggung jawab mereka dengan penuh disiplin.

Selain itu, beliau juga mengingatkan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, seperti pemerintah daerah dan elemen-elemen sosial lainnya. Kerja sama antar pilar sosial, termasuk pendamping PKH, diharapkan dapat memperkuat sistem sosial yang ada di Bali, tanpa adanya ego sektoral, dan lebih mengutamakan sinergi untuk memberikan dampak yang lebih besar kepada masyarakat.

Upaya ini juga akan mendukung keberhasilan dalam proses pemutakhiran Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) yang sedang dilakukan, memastikan bahwa data yang digunakan selalu mutakhir, tepat, dan valid untuk menjalankan intervensi sosial dengan lebih terarah.

Apakah menurutmu langkah-langkah ini akan membawa dampak positif bagi masyarakat di Bali?

Menteri Sosial Saifullah Yusuf menegaskan pentingnya disiplin, kepatuhan terhadap kode etik, serta prosedur yang telah ditetapkan bagi para pilar sosial atau pendamping sosial. Dalam acara Dialog Menteri Sosial dengan Pilar-Pilar Sosial di Badung, Bali, beliau mengingatkan agar semua pihak yang terlibat dalam pendampingan sosial tidak melanggar ketentuan dan tetap bekerja dengan penuh tanggung jawab.

Selain itu, beliau juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pilar sosial dan berbagai elemen lainnya, seperti pemerintah daerah dan pendamping sosial lainnya. Beliau mengajak semua pihak untuk bersatu sebagai satu tim besar, menghilangkan ego sektoral, dan fokus pada kerja sama yang saling memperkuat untuk memberikan hasil yang maksimal di tingkat masyarakat.

Pendekatan kolaboratif ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas program-program sosial dan memastikan bantuan yang diberikan tepat sasaran, serta memperkuat kerja sama di lapangan. Apakah kamu setuju dengan pentingnya kolaborasi ini dalam konteks program sosial?

Menteri Sosial Saifullah Yusuf menjelaskan bahwa saat ini Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) sudah memasuki masa uji petik. Meskipun data tersebut sudah dianggap final, beliau menekankan pentingnya pemutakhiran secara berkala untuk memastikan bahwa data tetap mutakhir dan dapat digunakan secara efektif. Proses pemutakhiran data ini sangat penting karena adanya perubahan dalam kehidupan masyarakat, seperti adanya individu yang meninggal atau pindah tempat tinggal. Dengan data yang terbarukan, intervensi sosial bisa lebih terarah dan tepat sasaran.

Dalam hal ini, koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah menjadi kunci. Pilar-pilar sosial, terutama pendamping PKH (Program Keluarga Harapan), diharapkan berperan sebagai garda terdepan dalam memperbarui dan menjaga validitas data dengan berinteraksi langsung dengan masyarakat. Oleh karena itu, para pendamping PKH diwajibkan untuk mengikuti pelatihan mengenai cara pemutakhiran data yang diselenggarakan bersama Badan Pusat Statistik.

Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta, menambahkan bahwa integrasi data sosial yang akurat menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa bantuan sosial dan program-program pemerintah lainnya dapat tepat sasaran di Bali, yang memiliki berbagai tingkatan administrasi mulai dari desa hingga provinsi. Data yang valid akan memungkinkan program sosial lebih efektif dan berdampak besar bagi masyarakat.

Upaya untuk mengonsolidasikan data dari tingkat desa hingga pusat ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama. Ini tentunya akan meningkatkan efektivitas program sosial yang ada.

Bagaimana menurutmu, sejauh mana pemutakhiran data ini bisa mendukung keberhasilan program sosial di Bali?

 

Tinggalkan Balasan