Anies Baswedan Sudah Masuk Bursa Cagub Sebelum Ahok
Ahmad Basarah menyatakan bahwa Anies Baswedan sudah menjadi calon gubernur DKI Jakarta yang dipertimbangkan oleh PDIP sejak Juni 2024. Ini bertentangan dengan klaim Ahok, yang sebelumnya menyebut bahwa PDIP tidak pernah memasukkan Anies dalam daftar calon gubernur.
2. Koalisi dengan PKB
Pada 8 Juni 2024, PDIP menjalin komunikasi dengan PKB (Partai Kebangkitan Bangsa), di mana mereka sepakat untuk berkoalisi dalam Pilkada DKI Jakarta. PKB setuju untuk mendukung Anies sebagai calon gubernur, sementara PDIP meminta posisi wakil gubernur. Kerja sama ini terjadi karena PDIP dan PKB belum memiliki cukup kursi di DPRD DKI Jakarta untuk mengusung calon gubernur sendiri.
3. Perubahan Ambang Batas Pencalonan
PDIP dan PKB pada awalnya tidak dapat mengusung pasangan calon sendiri karena ambang batas pencalonan kepala daerah yang tinggi (20% kursi di DPRD). Namun, setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60/PUU-XXI/2024 yang menurunkan ambang batas menjadi hanya 6,5% hingga 10% perolehan suara, PDIP akhirnya dapat mengusung calon sendiri, tanpa perlu bergantung pada PKB.
4. Pernyataan PDIP Tentang Anies
Basarah juga menekankan bahwa pimpinan PDIP sebelumnya, termasuk Puan Maharani, Eriko Sotarduga, dan Hasto Kristiyanto, telah mengungkapkan bahwa Anies Baswedan dilirik sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Bahkan, Said Abdullah, Ketua DPP PDIP Bidang Sumber Daya, menyebutkan bahwa Hendrar Prihadi, mantan Wali Kota Semarang, juga sempat dipertimbangkan untuk mendampingi Anies dalam Pilkada DKI.
5. Kerja Sama Ideologis dengan Anies
Setelah Putusan MK, Basarah menyatakan bahwa Anies Baswedan dan PDIP sempat bertemu untuk membicarakan kerja sama ideologis, khususnya dalam menyatukan kelompok Islam dan Nasionalis Soekarnois yang sering kali terpisah dalam politik Indonesia. Anies sepakat untuk berperan sebagai jembatan silaturahmi antara kedua kelompok ini, agar tercipta persaudaraan kebangsaan yang lebih kokoh, khususnya dengan PDIP.
6. Dukungan Anies kepada PDIP
Meskipun PDIP akhirnya tidak mengusung Anies Baswedan dalam Pilkada Jakarta, Basarah mengungkapkan bahwa Anies tetap memberikan dukungan terhadap pasangan calon dari PDIP, yaitu Pramono Anung dan Rano Karno, yang diusung oleh PDIP. Dukungan ini termasuk dalam bentuk pembukaan markas “Komando Jakarta Menyala untuk Perubahan” yang digelar oleh tim Anies, yang secara simbolis mendukung pasangan calon dari PDIP.
Kesimpulan:
PDIP menegaskan bahwa Anies Baswedan telah dipertimbangkan sebagai calon gubernur DKI Jakarta jauh sebelum Ahok bergabung sebagai pengurus DPP PDIP. Walaupun akhirnya PDIP memilih untuk tidak mengusung Anies, mereka mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh Anies kepada pasangan calon yang diusung oleh PDIP dan menghargai kontribusinya dalam memperkuat persatuan antara kelompok Islam dan Nasionalis Soekarnois.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.