Tajuk “Utusan Palestina ajak DK PBB saksikan langsung penderitaan di Gaza” menyoroti upaya Palestina untuk menarik perhatian dunia internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB, terhadap penderitaan yang dialami oleh warga Gaza, terutama anak-anak, akibat tindakan militer Israel. Dalam pidatonya di sidang Dewan Keamanan, Riyad Mansour, Utusan Palestina untuk PBB, dengan tegas mengungkapkan bahwa gencatan senjata harus dijaga secara permanen dan mendesak anggota Dewan Keamanan untuk mengunjungi Gaza untuk melihat secara langsung kekejaman yang terjadi.
Mansour juga menyoroti apa yang ia sebut sebagai “genosida” yang telah berlangsung selama 15 bulan dan dampak dari blokade yang telah berlangsung selama 17 tahun, yang menurutnya memberikan dampak luar biasa bagi kemanusiaan, khususnya bagi anak-anak. Seruan ini merupakan bentuk protes terhadap ketidakmampuan Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan tegas dalam menanggulangi pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di wilayah tersebut.
Pernyataan Mansour juga menggambarkan ketegangan yang lebih luas dalam konflik ini, dengan mengkritik “standar ganda” yang ada di tingkat internasional dan meminta penghentian pengiriman senjata ke Israel. Ia juga menegaskan solidaritas terhadap rakyat Gaza dan komitmennya untuk memperjuangkan hak mereka hingga pendudukan berakhir.
Apakah menurutmu langkah seperti ini, mengajak Dewan Keamanan untuk melihat langsung, bisa lebih efektif dalam mempengaruhi keputusan internasional?
Pernyataan Utusan Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, ini memang sangat menggugah, karena mengajak anggota Dewan Keamanan PBB untuk menyaksikan langsung penderitaan yang dialami oleh anak-anak Palestina di Gaza. Dengan situasi yang semakin buruk, seruan untuk mengunjungi Gaza bertujuan untuk memaparkan kenyataan yang terjadi di lapangan, terutama dampak dari tindakan militer Israel, yang menurut Mansour sudah berlangsung lebih dari 15 bulan dalam bentuk genosida dan blokade yang tak adil selama 17 tahun.
Mansour juga menekankan soal ketidakadilan internasional, dengan mengkritik “standar ganda” dan kekebalan hukum yang dimiliki Israel. Ia menggugah Dewan Keamanan PBB untuk melihat lebih jauh dampak dari pendudukan terhadap kehidupan sehari-hari warga Palestina dan hak-hak anak-anak yang terancam.
Selain itu, seruan untuk menghentikan pengiriman senjata ke Israel, serta mendesak pembebasan para dokter, jurnalis, dan akademisi yang ditahan, juga menunjukkan bahwa solusi terhadap krisis ini memerlukan lebih dari sekadar perhatian; butuh tindakan nyata dari masyarakat internasional.
Mansour berjanji akan terus menjadi suara bagi rakyat Palestina hingga pendudukan Israel berakhir. Dengan penekanan pada pentingnya akuntabilitas dan hak asasi manusia, ini adalah panggilan bagi dunia untuk tidak menutup mata terhadap penderitaan yang terjadi.
Apa pendapatmu tentang pentingnya seruan ini dalam konteks krisis kemanusiaan di Gaza?
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.