API: RI perlu teknologi tekstil baru untuk kejar pasar luar negeri

Indonesia perlu mengadopsi teknologi terbaru dalam industri tekstil untuk dapat bersaing di pasar internasional, menurut Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Solo. Dalam acara lokakarya yang diadakan di Solo, Jawa Tengah, Wakil Ketua I Badan Perwakilan Daerah API Jawa Tengah, Liliek Setiawan, menyatakan bahwa untuk mengejar kebutuhan pasar ekspor yang besar, Indonesia harus mengikuti perkembangan teknologi terkini.

“Jika kita ingin mengejar pasar ekspor yang sangat besar, kita harus mengikuti perkembangan teknologi,” kata Liliek dalam acara yang diselenggarakan oleh Italian Trade Agency (ITA) bersama Asosiasi Produsen Mesin Tekstil Italia (ACIMIT) pada 12-14 November 2024.

Kebutuhan Teknologi untuk UMKM dan Ekspor Liliek menambahkan bahwa untuk sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tekstil di Indonesia, kebutuhan teknologi masih cukup jika target pasarnya hanya dalam negeri. Namun, untuk pasar luar negeri, Indonesia baru mampu memenuhi 1,8% dari total kebutuhan pasar tekstil global, jauh tertinggal dibandingkan Vietnam yang mencapai 6%.

Kepedulian terhadap Keberlanjutan Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, Indonesia perlu beradaptasi dengan tren global, termasuk dengan memperhatikan aspek keberlanjutan dalam produksi tekstil. Salah satu fokus utama adalah bagaimana industri tekstil di Indonesia dapat memenuhi standar “hijau” yang lebih ketat, di mana energi yang digunakan tidak lagi mengandalkan batu bara, yang semakin tidak diterima di banyak negara.

Inovasi Teknologi dari Italia Selama lokakarya tersebut, 17 produsen mesin tekstil Italia hadir untuk memperkenalkan berbagai teknologi canggih mereka, termasuk dalam bidang finishing, dyeing, spinning, weaving, knitting, non-woven, dan textile lab. Teknologi-teknologi tersebut tidak hanya membantu meningkatkan produktivitas industri tekstil Indonesia, tetapi juga berpotensi untuk mendukung keberlanjutan lingkungan dengan penerapan solusi berkelanjutan, digitalisasi, dan Internet of Things (IoT).

Potensi Digitalisasi untuk Industri Tekstil Teknologi terbaru yang ditawarkan oleh produsen Italia diharapkan dapat memberikan informasi dan solusi terkini yang dapat mempercepat transformasi digital dalam industri tekstil Indonesia. Dengan digitalisasi dan penggunaan teknologi berkelanjutan, industri tekstil Indonesia berpotensi untuk meningkatkan daya saing di pasar global, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Harapan untuk Kerja Sama Internasional Rangkaian lokakarya ini juga diselenggarakan di Bandung, Jawa Barat, sebagai bagian dari upaya untuk memperkenalkan teknologi-teknologi tekstil ramah lingkungan dan berkelanjutan yang berasal dari Italia, serta menjalin kerjasama yang lebih erat antara pelaku industri tekstil Indonesia dan Italia.

Dengan mengikuti tren teknologi terbaru dan berfokus pada keberlanjutan, Indonesia diharapkan bisa meningkatkan posisi dan kontribusinya di pasar ekspor tekstil global.

Berikut adalah ringkasan berita terkait kebutuhan teknologi baru dalam industri tekstil Indonesia untuk mengimbangi pasar luar negeri:

Indonesia Butuh Teknologi Baru untuk Tingkatkan Pasar Ekspor Tekstil

Solo, Jawa Tengah (ANTARA) – Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menilai bahwa industri tekstil Indonesia memerlukan teknologi baru untuk bisa mengejar pasar ekspor yang lebih besar. Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua I Badan Perwakilan Daerah API Jawa Tengah, Liliek Setiawan, pada acara lokakarya yang diselenggarakan oleh Italian Trade Agency (ITA) bersama Asosiasi Produsen Mesin Tekstil Italia (ACIMIT) di Solo, pada 12-14 November 2024.

Menurut Liliek, industri tekstil Indonesia masih tertinggal dalam hal teknologi, terutama dalam menghadapi kebutuhan pasar luar negeri yang semakin berkembang. Saat ini, Indonesia hanya mampu memenuhi sekitar 1,8% dari kebutuhan pasar ekspor tekstil global, jauh lebih kecil dibandingkan dengan negara seperti Vietnam yang mampu memenuhi 6%.

Untuk mengejar ketertinggalan ini, Indonesia perlu mengikuti perkembangan teknologi, terutama yang berfokus pada keberlanjutan dan ramah lingkungan. Liliek menekankan pentingnya adopsi teknologi yang mendukung “industri hijau”, di mana penggunaan energi fosil, seperti batu bara, sudah tidak lagi diterima di banyak pasar internasional.

Teknologi Italia dan Digitalisasi Selama acara lokakarya tersebut, 17 produsen mesin tekstil dari Italia memamerkan teknologi canggih mereka di berbagai bidang, termasuk dalam proses finishing, dyeing, spinning, weaving, dan teknologi laboratorium tekstil. Teknologi-teknologi ini diharapkan dapat membantu industri tekstil Indonesia, tidak hanya untuk meningkatkan produktivitas, tetapi juga untuk memenuhi tuntutan pasar internasional yang semakin mengutamakan keberlanjutan dan digitalisasi.

Selain itu, teknologi berbasis Internet of Things (IoT) dan digitalisasi juga dipandang sebagai kunci untuk meningkatkan daya saing industri tekstil Indonesia di pasar global.

Harapan untuk Kerja Sama Global Rangkaian lokakarya ini juga diselenggarakan di Bandung, Jawa Barat, dan bertujuan untuk memperkenalkan teknologi ramah lingkungan yang dapat mendukung industri tekstil Indonesia dalam menghadapi tantangan global. Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kontribusinya dalam pasar ekspor tekstil dunia melalui adopsi teknologi canggih dan solusi berkelanjutan.

Dengan berfokus pada inovasi teknologi dan keberlanjutan, industri tekstil Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang dan bersaing di pasar internasional yang semakin ketat.

Tinggalkan Balasan