Tulisan Innalillahi wa innailaihi rojiun beserta Arab dan artinya

Tulisan “Innalillahi wa innailaihi rojiun” dalam bahasa Arab adalah:

إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Artinya:
“Sesungguhnya kami milik Allah, dan sesungguhnya kepada-Nyalah kami kembali.”

Kalimat ini diambil dari Surah Al-Baqarah ayat 156 dalam Al-Qur’an. Ungkapan ini sering diucapkan umat Islam sebagai tanda belasungkawa atau saat menghadapi musibah, mengingatkan bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah milik Allah dan bahwa kita semua akan kembali kepada-Nya.

Kalimat “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un” dalam bahasa Arab adalah:

إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Transliterasi dalam bahasa Latin: “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un”.

Artinya:

“Sesungguhnya kami milik Allah, dan kepada-Nyalah kami kembali.”

Kalimat ini merupakan salah satu ayat dalam Al-Qur’an yang terdapat dalam Surah Al-Baqarah ayat 156. Umat Islam mengucapkan kalimat ini sebagai bentuk pengingat dan kesabaran ketika menghadapi musibah atau saat menerima kabar duka. Sebagai umat Muslim, kita diingatkan bahwa segala yang kita miliki adalah titipan dari Allah dan kita akan kembali kepada-Nya pada akhirnya.

Pentingnya Penulisan yang Tepat:

Penulisan yang tepat dalam bahasa Arab sangat penting, karena sedikit saja kesalahan dalam penulisan dapat mengubah makna yang terkandung di dalamnya.

Kalimat “Istirja” dalam teks Arab adalah:

إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Transliterasi: Innalillahi wa inna ilaihi raji’un

Artinya:

“Sesungguhnya kami milik Allah, dan kepada-Nyalah kami kembali.”

Penjelasan:

Ungkapan ini merupakan salah satu ayat dalam Al-Qur’an, tepatnya dalam Surah Al-Baqarah ayat 156. Dalam ajaran Islam, istirja (ucapan ini) diucapkan ketika seseorang mengalami musibah atau menerima kabar duka cita. Umat Islam meyakini bahwa Allah adalah pemberi segala sesuatu, dan Dia juga yang berhak untuk mengambilnya kembali. Hal ini merupakan ujian bagi umat-Nya, dan dengan kesabaran serta tawakal, kita menerima segala takdir yang telah ditentukan-Nya.

Kalimat ini juga digunakan sebagai pengingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki hanyalah titipan dari Allah dan pada akhirnya akan kembali kepada-Nya.

Waktu yang Dianjurkan untuk Mengucapkan Istirja:

  1. Saat musibah terjadi atau saat mendengar kabar tentang musibah.
  2. Saat mengingat musibah, meskipun telah berlalu lama.
  3. Saat menghadapi musibah, baik dalam urusan duniawi maupun agama, misalnya lupa ayat Al-Qur’an atau lemah dalam menjalankan sunnah.

Mengucapkan istirja dalam berbagai situasi ini mengingatkan kita untuk selalu bersabar dan tawakal, serta menerima setiap ujian yang datang dengan hati yang ikhlas.

Pengucapan kalimat “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un” (istirja) sangat dianjurkan dalam berbagai situasi, terutama saat menghadapi musibah atau cobaan. Berikut adalah waktu yang dianjurkan untuk mengucapkan istirja:

Waktu Pengucapan:

  1. Ketika musibah terjadi atau saat mendengar kabar tentang musibah tersebut.
    • Contoh: Saat mendengar kabar duka, kecelakaan, atau kejadian yang tidak diinginkan.
  2. Saat mengingat suatu musibah, meskipun telah lama berlalu.
    • Contoh: Saat mengenang musibah yang sudah terjadi, seperti kehilangan orang yang kita cintai atau peristiwa buruk lainnya.
  3. Saat menghadapi musibah, baik dalam urusan duniawi maupun agama, baik besar maupun kecil.
    • Contoh:
      • Musibah duniawi: Kehilangan harta, pekerjaan, atau rumah.
      • Musibah agama: Misalnya lupa menghafal ayat-ayat Al-Qur’an atau merasa lemah dalam menjalankan sunnah, yang juga merupakan ujian dalam beragama.

Pentingnya Pemahaman dalam Penggunaan:

Sebagai umat Islam, sangat penting bagi kita untuk memahami dan menggunakan kalimat ini dengan benar, baik dalam penulisan maupun penerapannya, sesuai dengan ajaran agama. Istirja bukan hanya sekadar ucapan, tetapi juga sebagai pengingat bahwa segala sesuatu yang kita alami adalah bagian dari takdir Allah, dan kita harus menerima segala ujian dengan sabar dan tawakal.

Tinggalkan Balasan